Monday, December 12, 2011

Indahnya Pengampunan

Adam Zielinski adalah seorang mahasiswa yang dekat dengan dosennya sendiri, Karol Wojtyla, saat ia masih kuliah di sebuah universitas di Polandia. Karol sama sekali tidak menyadari bahwa Adam adalah mata-mata yang dikirm Partai Komunis di pemerintahan Polandia pasca rezim Nazi, untuk mencari-cari kesalahan agar dapat menangkap dirinya.

Namun sepanjang menjalankan tugasnya, Adam sama sekali tidak menemukan hal-hal yang dapat dipergunakannya sebagai bukti untuk menjadikan dosennya sebagai tersangka dalam keadaan politik yang belum menentu di negara itu.

Sebaliknya, Adam justru semakin mengenal Karol sebagai hamba Tuhan yang sungguh-sungguh mendedikasikan hidupnya untuk Tuhan, juga bagi bangsa dan negaranya. Akhirnya Adam memutuskan untuk meminta maaf di hadapan dosennya itu.Melihat dan mendengar pengakuan Adam, yang mengakui segala kesalahannya dengan hancur hati, Karol hanya mengatakan, “Jika engkau telah melakukan kesalahan, maka engkau sudah membayar untuk hal itu.”

Maksud dari pernyataan itu adalah rasa penyesalan yang diungkapkannya dengan sungguh-sunguh sudah cukup untuk membayar kesalahan yang dilakukannya. Karol begitu mudahnya mengampuni Adam. Ia bahkan tidak bertanya mengapa muridnya tega melakukan hal itu. Tak ada perasaan jengkel maupun dendam dirasakan olehnya. Adam tak pernah sekalipun menduga bahwa gurunya akan dengan begitu mudahnya memberikan maaf dan ampunan kepada dirinya. Padahal selama ini dialah yang menyebabkan beragam kesulitan dialami gurunya akibat tekanan dari partai komunis. Apa kunci yang membuat Karol sangat mudah mengampuni Adam?

Kuncinya hanya satu, harga dari jiwa yang menyesal itu jauh lebih mahal, dan rasa dendam sama sekali tidak sebanding dengan indahnya pertobatan.Kisah ini merupakan salah satu kisah yang diceritakan dalam film "Karol: A Man Who Became Pope", kisah hidup Pope John Paul II, yang diperankan sangat bagus oleh aktor Polandia Piotr Adamczyk. Dan juga musik latar yang bagus dari salah satu komposer terbaik Ennio Morricone. Dan film ini cocok sebagai wujud penghormatan bagi salah seorang pemimpin terbaik Gereja, bahkan salah seorang pemimpin terbaik dunia, yang banyak kita kenal keteladanan pribadinya.

Ketika sudah menjadi Paus, ia juga melakukan pengampunan yang dicatat dalam sejarah. Seorang pemuda Turki Mehmet Ali Agca pada 13 Mei 1981, menembaknya di lapangan Santo Petrus. Setelah sembuh dari lukanya, ia bergegas menemui pemuda itu. Ia merangkul dan memaafkan orang yang berniat membunuhnya itu.

"Seandainya setiap orang mengampuni sesamanya seperti ia mengampuni dirinya sendiri, kita tentu akan mempunyai dunia yang ideal. (Peter Sirius)"

Sumber : motivasi keeboo corp

0 komentar:

Post a Comment

 
;